Sunday, March 3, 2019

Takutlah pada Allah Bukan Takut Pada Makhluk

 Memahami hakikat Lailaahaillallah  merupakan kunci takut pada Allah. Hakikat Laailaahaillallah memiliki makna La Ma'buda bihakki Illallah ( tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah).
Coba perhatikan luasnya langit, terdapat awan yang berkumpul siapakah yang menciptakannya? Adakah makhluk yang mampu menggerakan awan lalu menurunkan hujan? Coba perhatikan air yang mengalir yang setiap hari kita gunakan untuk keperluan sehari hari siapa yang menciptakannya?Coba perhatikan sesama kita makhluk manusia tidak ada yang serupa bukan? Kalaupun ada yang kembar tetap memiliki sidik jari yang berbeda,karakter yang berbeda. Belum ciptaan Allah yang lain seperti Malaikat yang jumlah malaikat lebih banyak dari jumlah manusia.
  Malaikat yang mendampingi manusia ada tiga, satu malaikat pencatat amal baik, dua malaikat pencatat amal buruk tiga malaikat pendamping ,data terakhir jumlah manusia 7,3 milyar. silahkan hitung 7,3 milyar dikalikan tiga, berapa jumlah malaikat pendamping  manusia seluruhnya? Belum malaikat yang memiliki tugas lain. Belum hewan yang jumlahnya sangat banyak dengan bentuk yang bermacam - macam. apakah muncul dengan sendirinya? Pasti ada yang menciptakan bukan? dan yang menciptakan pasti kekuasaannya sangat besar melebihi langit dan bumi? Lalu mengapa kita masih belum mau tunduk taat patuh kepada yang menciptakan itu?   Mengapa kita berani menentang,berani melanggar semua aturan yang sudah Allah tetapkan? Seolah olah Allah tak menyaksikan apa yang kita lakukan? Lupa kalau Allah itu ada? Lupa kalau Allah maha melihat? Lupa kalau semua yang kita lakukan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban termasuk isi hati? Hati yang dengki, hati yang iri, hati yang berprasangka buruk pada orang lain. belum lagi lisan, lisan yang selalu mencela, lisan yang selalu menyebarkan keburukan orang lain, lisan yang mengucapkan kalimat yang tidak bermanfaat,lisan yang berdusta dan lainnya. Ya Allah Allahu Akbar. jika kita mengenal Allah, tentu kita akan senantiasa hati-hati untuk bertutur, untuk bersikap untuk bertingkah laku,karena ada Allah yang mengawasi, ada malaikat yang mencatat seluruh gerak gerik kita semuanya akan dihisab kelak di  hari penghisaban. 
 Dengan kekuasaan Allah yang begitu besarnya maka mengapa kita harus bergantung pada makhluk manusia? Dengan kekuasaan Allah yang begitu luasnya mengapa kita takut terhadap makhluk? Pergi ke dukun atau paranormal misalnya hanya untuk menakhlukan hati perempuan atau untuk meminta jalan tambahan rezeki? meminta pertolongan pawang hujan supaya tidak terjadi hujan karena ada acara event besar,subhanallah lalu diimana Allah Kau tempatkan?

 Berikut ini ada dua kisah bahwa Allah tempat bersandar dan meminta pertolongan yang terdapat di beberapa kitab aqidah .
Yang pertama adalah kisah seorang Salaful umat dari tabiin mengadakan perjalanan perniagaan dari Baghdad ( Irak) ke wilayah Damasqus ( Syria). Zaman dulu yang menjadi patokan seseorang melakukan perjalanan adalah cahaya matahari. Bila matahari sudah terbenam maka yang sedang melakukan perjalanan akan mencari tempat istirahat. Pada waktu itu pas terbenam matahari orang tersebut tiba disebuah hutan,maka ia pun memutuskan untuk berhenti sekaligus beristirahat di hutan tersebut. Layaknya seorang yang sedang safar, melakukan shalat Jama maghrib Isya setelah itu ia pun istirahat. tengah malam ia pun bangun untuk melakukan shalat tahajud baru selesai dua rakaat dan hendak melanjutkan ke rakaat berikutnya, ia dikejutkan oleh datangnya seekor harimau dan berhenti tepat dihadapannya mengaum cukup keras hendak menerkamnya. Rasa takut, kaget muncul seketika, dan hal tersebut merupakan hal yang lumrah / manusiawi. Ia pun berpikir bila ia lari tentu ia akan kalah dan dikejar oleh harimau yang larinya lebih cepat dibandingkan dengan dirinya. Lalu ia pun ingat pada Allah,Allah yang Maha besar tempat menggantungkan diri dan meminta pertolongan. Lalu ia berkata pada harimau tersebut, wahai harimau  Allah telah menciptakan kamu dan saya,seandainya yang mengutusmu datang kepadaku adalah Allah untuk memakanku maka aku tidak akan melawan karena sudah taqdirnya.tapi bila kau datang padaku bukan karena perintah Allah, hanya ingin mengganggu ibadahku maka aku akan minta pada Allah untuk mematikanmu. Lalu harimau tersebut menundukan matanya dan meninggalkanku.

 Kisah kedua, kisah Al 'Alaa Al hadrawi beliau pernah diutus Rosulullah untuk berperang. Sampai tibalah ia dan pasukan ke sebuah hutan. Sebelum memasuki hutan tersebut,ia mengutus panglima- panglima pasukan untuk mengecek apakah hutan tersebut aman untuk dilewati. Para panglima lalu melakukan pengecekan dan kesimpulannya hutan tersebut tidak aman untuk dilewati. Karena hutan tersebut sangat lebat dan banyak binatang buas maka susah untuk dilewati. Bisa - bisa padukan kita habis dimakan binatang buas. AlHadrawi menyimak penjelasan para panglimanya, lalu ia mengambil sebuah keputusan yang mencengangkan.  Ia masuk ke mulut hutan lalu bertakbir tiga kali dan berkata hey para penghuni hutan yang mendengarkanku ataupun yang tidak mendengarkanku,aku ini utusan Rosulullah hendak berperang di jalan Allah maka mudahkanlah jalan kami untuk bisa keluar dari hutan ini. Apa yang terjadi setelah itu? Binatang buas dan yang tidak saling bersebelahan,saling bersatu padu membuka jalan, menunjukan jalan keluar bagi pasukan mujahidin hingga selamat keluar dari hutan tersebut.
 Pelajaran dari dua kisah tersebut diatas bahwa bila kita sudah meyakini Allah sebagai satu satunya yang harus ditakuti tempat bergantung dan tempat meminta pertolongan maka kita tidak akan takut terhadap pemimpin,raja,yang dzalim. Dan juga makhluk apapun karena yang memberi rezeki bukan mereka,yang mematikan kehidupan kita pun bukan mereka, rezeki, ajal semua Allah yang mengatur, Allah yang menentukan dan semua sudah tertulis di Lauhul Mahfuz. Tak ada satupun makhluk didunia ini yang memberi manfaat atau madharat ,kecuali Allah ijinkan.

Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah". Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa". ( QS Arrad : 16)


💕💕💕💕
Apa yang ditorehkan,apa yang ditulis di blog ini sesungguhnya adalah nasihat untuk diri sendiri.
Mencintai ( mahabah ) takut ( khauf )  dan berharap  ( Roja ) memang seharusnya hanya untuk dan kepada Allah semata.  Tidak akan tumbuh rasa cinta ( mahabah ) ,rasa takut ( khauf ) atau berharap ( Roja ) kepada Allah bila kita tidak mengenal Allah. Lalu bagaimana cara agar kita mengenal Allah? Tentu saja dengan belajar, pergi ke majelis ilmu, datang ketempat kajian dn carilah guru atau dengarkan nasihat dari yang memiliki ilmu (Ulama) belajar mengenal Allah,belajar tentang Allah belajar mentauhidkan Allah belajar menjadikan Allah sebagai satu - satunya tempat bergantung dan berkeluh kesah.
Dahulu, para sahabat untuk urusan tali sendal putus saja mereka menengadahkan tangannya ke langit. Mengadu pada Allah tentang sendalnya yang putus. Allah kabulkan untuk mengganti sendal tersebut tentu dengan cara sunatullah tidak tiba- tiba turun dari langit, tapi Allah gerakan hati seseorang untuk memberikan sendal  yang baru.
💕💕💕

Jangan pernah lelah dan patah semangat untuk datang ke taman- taman surga ( majelis ilmu) lelah? Cape? Iya betul lelah, cape...tapi memang dunia tempat kita berlelah lelah mencari ilmu,dan beramal shaleh, karena kelak nanti di akhirat kita tinggal memetik hasilnya...

Wallahualam bishawab

Sumber:
Al Quran  surat Arrad :16
Ceramah ust Khalid Basalamah
Rangkuman ceramah dari berbagai penceramah ( sumber )




                 























0 comments:

Post a Comment